Singkong Raksasa Dari Banyumas
Tumarjo, 57, petani singkong asal Desa Kebasen, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, baru saja memanen singkong seberat 98 kg sepohon. Dengan umbi seberat itu, singkong tanaman Tumarjo itu tentu layak disebut raksasa. Sebab, sepohon singkong umumnya menghasilkan umbi seberat 10 kilogram. ”Ini hasil perpaduan dua singkong. Yakni, singkong gatotkaca dan singkong karet,” kata Tumarjo saat ditemui di rumahnya kemarin (23/5). Hari itu, di rumah Tumarjo masih banyak orang yang ingin melihat singkong raksasa tersebut. Tumarjo menyambung singkong gatot kaca dan singkong karet untuk menghasilkan singkong raksasa tersebut. Singkong karet dikenal berpohon lebih besar dengan daun lebih lebat. Tapi, umbinya pahit. Karena itu, batang pohon singkong karet tersebut disambungkan di bagian atas. Bagian bawah sambungan, bagian yang ditanam ke tanah dan menghasilkan umbi, dipilih batang singkong gatot kaca. Dengan begitu, umbi yang dihasilkan tidak pahit dan layak dikonsumsi. Rasa singkong campuran yang dipanennya itu, lanjut Tumarjo, tak jauh berbeda dengan singkong lain. ”Apalagi kalau digoreng atau direbus dengan gula pasir, tambah enak,” ujarnya. Karena bobotnya 98 kilogram, singkong itu harus dibawa dengan gerobak dan didorong beramai-ramai. ”Berat. Kalau digotong susah. Terpaksa pakai gerobak,” tutur Anto, tetangga Tumarjo. Sekretaris Desa Kebasen Sarno, 39, menyatakan, pihaknya sudah menyampaikan singkong raksasa tersebut ke pemerintah. ”Wakil dari kecamatan dan dinas pertanian juga melihat singkong itu saat baru diambil dari ladang Tumarjo,” jelasnya. Sekdes berharap, keunggulan singkong tanaman Tumarjo itu bisa dikembangkan. Tumarjo menambahkan, siapa saja boleh mengambil singkong super yang dipanennya tersebut. ”Asal mau, silakan ambil. Dulu saya pernah panen sebatang singkong 150 kg, juga dibagi-bagikan ke tetangga,” katanya.
1 comments:
Semoga pemerintah setempat, atau pemerintah Indonesia peduli untuk mengembangkan singkong "made in" Pak Tumarjo ini.
Posting Komentar